Mengendalikan Emosi
mmg bukan perkara mudah mengendalikan emosi tp mejadi pribadi yang tenang dan tekun dlm bersabar tentu pilihan yg mudah buat temen² yg lg esmosi ^.^...........................
SeBagaI SeORanG PutRi SuLuNG n DibEsaRkan Di keluArga TenTAra teLAh MemBenTuk SaYa SeBagaI PriBaDi yAnG DiTunTut DisIPLin waKTu daN JugA DalaM SegaLa HaL, Dan KesaBaraN aDalaH MoDAl AwaL MEraIH KAta "SuKsES"....DaN jADiLah MAnuSIa Yg BerMAnfAAt BaGi UmaTNYa AtaS TaLenta YG Tuhan SuDaH Bri UntUkmu MEruPaKan AnuGraH TeRindAH SEpanJang MasA....
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 92; Lukas 4; Ulangan 29-30
Heinrich Pestalozzi pada masa kecilnya dikenal sebagai Henky si bodoh. Ia menjadi anak yatim semenjak ia berumur 6 tahun. Sebutan si bodoh ditujukan pada dirinya karena kemampuannya yang sangat terbatas, bahka di bawah rata-rata. Berkali-kali ia tidak naik kelas. Namun, karena ia tekun dan tidak mudah putus asa, ia menjadi orang hebat.
Semasa hidupnya Pestalozzi dikenal sebagai Bapak Pendidikan Modern yang memiliki konsep memberi perhatian secara pribadi kepada anak didik. Dengan konsep ini, proses belajar mengajar memungkinkan setiap anak berkembang secara optimal. Sebelumnya, penyelenggaraan pendidikan bersifat umum klasikal. Pendidik memberi perhatian kepada anak secara keseluruhan. Prestasi lain yang berhasil dicapai oleh Heinrich Pestalozzi adalah membangun lima panti asuhan dan menjadi rektor di sebuah perguruan tinggi di Prancis.
Saat ia meninggal, banyak ungkapan yang menunjukkan betapa besar jasaya bagi sesamanya melalui dunia pendidikan yang ditekuninya. Di antaranya adalah: "Sang penolong bagi anak-anak malang", "Seorang Kristen yang menganggap orang lain segala-galanya sementara dirinya sendiri bukan siapa-siapa".
Di tangan-Nya tidak ada yang mustahil. Bagi orang yang mau berusaha dengan sungguh-sungguh selalu ada potensi untuk melejitkan diri. Jika kita merasa seperti Henky si bodoh, bangkitlah bersama Allah. Kita hantam kesombongan dunia dengan sikap rendah hati sambil tetap berserah diri.
Setiap orang dapat mencapai kejayaan dalam hal apa pun asal ia menekuni dan mencintai pekerjaannya.
Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 140; Yohanes 17; Hagai 1-2
Ada beberapa orang di kantor yang sangat saya kagumi. Semuanya atasan saya yang sudah berkarya selama dua puluh tahun lebih. Dua di antaranya satu divisi dengan saya sehingga sangat saya kenal.
Bekerja selama itu, wawasan dan pengetahuannya pun menjadi demikian luas. Mulai zaman mesin IBM, sampai zaman CoreTM 2 Duo. Urusan pernaskahan sampai percetakan sudah ngelotok dalam dirinya. Semua itu saya rasakan hanya dalam hitungan kurang dari empat bulan, terutama ketika ia mendampingi saya menjadi pemeriksa akhir buku pertama yang saya kerjakan. Ia tidak segan untuk membagikan wawasan dan pengetahuannya kepada staf junior sekalipun.
Idealisme yang sesuai visi dan misi perusahaan, kontribusi, dedikasi, semua itu terlihat ada pada mereka. Ketika melihat nama-nama mereka pada halaman kolofon (halaman copyright) berikut kualitas kerja mereka, saya merasa dilecut untuk bertanya: semampu apa saya mengikuti jejak mereka? Mampukah saya memberikan kontribusi yang berharga bagi perusahaan? Bagi saya, idealisme, kontribusi dan dedikasi untuk terus berkarya merupakan warisan terbesar dari senior sekaligus atasan kepada saya.
Sadar tidak sadar, keberadaan kita di kantor bisa menjadi berharga ketika kita bisa mewariskan hal-hal positif sebagaimana atasan saya itu. Dari sinilah kita bisa bersinar sebagai seorang Kristen.
Keraton Yogyakarta-Keraton Yogyakarta
Istilah keraton berasal dari kata ka-ratu-an, maksudnya adadlah tempat bersemayam bagi ratu. Di samping keraton, istilah kadaton sering juga digunakan untuk menyebut pengertian yang sama. Istilah kadaton berasal dari kata ka-dhatu-an, maksudnya adalah tempat bersemayam bagi para dhatu. Ada pula yang menyatakan bahwa keraton berasal dari bahasa Sansekerta, kratu yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, arti keraton di samping sebagai tempat bersemayam para ratu/raja juga diartikan sebagai sumber/tempat kebijaksanaan. Sumber yang dimaksud adalah raja. Oleh karena itu pula keraton pada zaman dulu diakui sebagai tempat tinggal ratu dan memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan.
Sama seperti rumah, keraton atau istana terdiri atas beberapa bagian bangunan atau tempat yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Di samping itu, ditinjau dari keseluruhan bangunan/tempat di dalam keraton, semuanya mengandung arti kefilsafatan, kebudayaan, dan keagamaan. Istilah keraton sering pula diidentikkan dengan pengertian negara. Ada juga yang mengartikan bahwa keraton adalah bangunan yang berpagar dan berparit keliling sebagai pusat kerajaan, tempat bersemayam raja-raja dengan kerabat/keluarganya. Dengan demikian, Keraton Yogyakarta adalah tempat bersemayam raja-raja Yogyakarta beserta keluarganya. Oleh karena raja-raja Yogyakarta bergelar sultan, maka Keraton Yogyakarta sering juga disebut Kasultanan Yogyakarta atau Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Istilah keraton sudah jarang digunakan oleh umum. Istilah kraton-lah yang lebih sering digunakan/populer. Hal ini berkait erat dengan proses peluluhan huruf e dalam pengucapan kata keraton yang telah berlangsung cukup lama.